ilmu pertanian

Ahad, 22 Oktober 2017

Tumpangsari Jagung dengan Kedelai dalam Sistem Tanam Legowo

Tumpangsari Jagung dengan Kedelai dalam Sistem Tanam Legowo

Keterbatasan luas lahan dan masih rendahnya produktivitas jagung di tingkat petani menyebabkan usahatani jagung menjadi tidak optimal. Seiring kemajuan teknologi, model pertanaman tumpangsari (intercrop) banyak mendapat perhatian. Salah satu diantaranya adalah tumpangasri jagung dengan tanaman kedelai pada sistem tanam legowo. Tumpangsari jagung-kedelai juga bertujuan untuk mengatasi persaingan penggunaan lahan untuk tanaman jagung dan kedelai secara monokultur. Mengingat bahwa harga jagung relatif baik dan keunggulan koparatif tanaman jagung relatif lebih tinggi dibanding tanaman kedelai, maka dalam sistem tumpangsari  jagung-kedelai, produktivitas tanaman jagung minimal sama dengan tanpa tumpangsari.
Kombinasi tumpangsari jagung-kedelai dapat diterapkan pada sistem tanam legowo 2 : 1 dimana dua baris tanaman dirapatkan (jarak tanam antar baris), sehingga antara setiap dua baris tanaman terdapat ruang untuk pertanaman kedelai. Tingkat produktivitas jagung diperoleh pada pertanaman legowo tidak berbeda bahkan cenderung lebih tinggi (karena adanya pengaruh tanaman pinggir/border) dibanding pertanaman baris tunggal (tanam biasa).
Ruang kosong pada baris legowo dapat ditanami 2 baris tanaman kedelai tanpa menurunkan produktivitas jagung sehingga terjadi peningkatan indeks penggunaan lahan dan pendapatan petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelai yang ditanam di antara tanaman jagung akan diperoleh 50% dari hasil kedelai yang ditanam sistem monokultur. Penanaman tanaman kedelai sebagai tumpangsari pada tanaman jagung juga dapat memperbaiki kesuburan lahan karena adanya fiksasi N dibanding sistem monokultur jagung.
Wilayah Pengembangan
Sistem tumpangsari jagung-kedelai menggunakan cara tanam legowo dapat diterapkan pada lahan sawah maupun lahan kering dengan tingkat kesuburan tanah dan ketersediaan sumber air yang cukup. Mengingat maksud penanaman sistem logowo ini bukan semata untuk meningkatkan hasil, maka penerapannya diutamakan dan dikaitkan dengan upaya peningkatan indeks pertanaman (IP) jagung. Dengan peningkatan IP maka hasil panen dapat meningkat dan pengelolaan lahan menjadi lebih produktif.
Cara Budidaya
Penanaman jagung
  1. Gunakan varietas hibrida bertipe tegak, Bima-2, Bima-4, Pioner-21, Bisi-16 dan lain-lain. Jumlah benih yang dibutuhkan  15 – 17 kg/ha
  2. Pastikan bahwa benih yang ditanam mempunyai daya berkecambah (>90%) dan vigor benih yang baik (perhatikan masa daluwara benih)
  3. Tanah diolah sempurna
  4. Tanaman jagung ditanam 1 biji per lubang dengan sistem tanam legowo/double row, kemudian ditutup dengan pupuk organik 1 genggam
  5. Jarak tanam untuk tanaman jagung sistem legowo adalah (100-50) cmx 20 cm atau (110-40) cm x 20 cm (lihat Gambar)
  6. Dosis pemupukan yang digunakan adalah:
    1. Lahan sawah  menggunakan  takaran 350 kg Urea + 300 kg phonska atau pupuk majemuk lainnya. Pemberian diberikan 2 kali, pemberian pertama pada umur  7-10 hst sebanyak 100 kg urea + 300 kg phonska/ pupuk majemuk lainnya per hektar. Pemupukan kedua dilakukan pada 35-45 hst dengan takaran 250 kg urea per hektar. Pupuk dimasukkan dalam lubang yang dibuat + 10 cm di samping tanaman dan ditutup dengan tanah
    2. Lahan kering menggunakan  takaran 325 kg Urea + 300 kg phonska atau pupuk majemuk lainnya. Pemberian diberikan 2 kali, pemberian pertama pada umur  7-10 hst sebanyak 100 kg urea + 300 kg phonska/ pupuk majemuk lainnya per hektar. Pemupukan kedua pada umur 35-45 hst dengan takaran 20 kg urea + 100 kg phonska/pupuk majemuk lannya. Pupuk dimasukkan dalam lubang yang dibuat + 10 cm di samping tanaman di tutup dengan tanah
  7. Penyiangan dan pembumbunan dilakukan dengan cangkul
  8. Penen dapat dilakukan apabila kelobot sudah kering dan lapisan hitam pada pangkal biji (black layer) telah terlihat. Sisa batang tanaman (biomas) dijadikan kompos atau dapat digunakan sebagai mulsa diantara baris tanaman untuk pertanaman berikutnya.
Penanaman kedelai
  1. Gunakan varietas kedelai yang toleran naungan, diantaranya Dena-1 atau Dena-2. Jumlah benih yang dibutuhkan 15- 20 kg/ha
  2. Benih dicampur dengan inokulan Rhizobium sp (nodulin, rhizogin dll) 5 kg benih per 10 g (1 saset), caranya adalah benih dibasahi kemudian ditiriskan, inokulan ditaburkan dan diaduk merata hingga  merekat dan diperkirakan semua benih mendapatkan inokulan, kemudian segera ditanam. Hindari terkena cahaya matahari langsung pada benih yang telah dicampur dengan nodulin
  3. Benih ditanam di antara barisan legowo pada tanaman jagung dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm, sehingga terdapat 2 barisan tanaman kedelai antara setiap  barisan legowo jagung. Penanaman kedelai dapat bersamaan dengan penanaman jagung atau 1-7 hari setelah penanaman jagung
  4. Dosis pupuk yang digunakan adalah 50 kg urea + 50 kg phonska/ha 7- 10 hst (bersamaan dengan pemupukan pertama jagung apabila tanamnya bersamaan)
  5. Kedelai di panen  sebelum polong pecah, yaitu saat polong berwarna coklat. Kedelai  sebaiknya dipanen lebih awal dari jagung. Biomas tanaman dapat dijadikan kompos.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan